Powered By Blogger

12 Mei 2014

""PEMELIHARAAN BUDI DAYA TERNAK DOMBA GARUT""



      


:  




   




.  


PEMELIHARAAN DOMBA PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 1. PENYIAPAN SARANA DAN PRASARANA Pemeliharaan Kandang. Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan dan pengapuran kandang untuk disinfektan. Persiapan. Dalam teknik budidaya domba Garut, tidak bisa dipungkiri bahwa peternak perlu menyiapkan kandang yang baik dan sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan domba tersebut. a) Kandang dibuat dengan kuat sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. b) Ukuran kandang juga harus disesuaikan dengan jumlah ternak yang diperlihara. c) Kandang harus bersih, mendapatkan sinar matahari pagi dan mempunyai sirkulasi udara yang cukup. d) Ada baiknya kandang dibuat lebih tinggi untuk menghindari kebanjiran. e) Ada beberapa kandang yang harus dipersiapkan sesuai dengan fungsi kandang itu sendiri. f) Selain itu, ada beberapa tipe dan model kandang yang bisa dipilih sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu: A. Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m. B. Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m. C. Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan dan minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos. D. Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu: i. Tipe kandang Panggung. Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yang telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar. ii. Tipe kandang Lemprak Kandang. tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tidak dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan. 2. PEMBIBITAN Tidak bisa dipungkiri bahwa cara budidaya domba Garut yang sempurna tidak akan menghasilkan domba dengan kualitas tinggi jika bibit domba tidak dipilih dengan seksama: a) Peternak harus memilih bibit domba yanng sehat dan bebas hama penyakit. b) Bibit domba tersebut berasal dari induk dengan tingkat kesuburan dan kelahiran yang tinggi. c) Selain itu, presentase karkas dan kecepatan pertumbuhan juga harus dipastikan baik. d) Pembibitan harus diperhatikan secara seksama mulai dari pemilihan induk, proses perkawinan, dan proses kelahiran. Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik. I. Pemilihan Bibit dan Calon Induk i. Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal. ii. Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan keturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat. II. Reproduksi dan Perkawinan. Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.  Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.  Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi. Keberhasilan ternak domba garut yaitu apabila seorang peternak dapat menghasilkan keturunan dengan baik, tak jarang peternak yang putus asa pada saat dombanya tak kunjung bunting. Untuk menghasilkan keturunan maka domba perlu dilakukan perkawinan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pilih domba yang telah dewasa kelamin, dimana domba siap melaksanakan proses reproduksi, domba dapat dikatakan dewasa kelamin apabila mencapai umur 10-12 bulan untuk betina. 2. Perkawinan dapat berhasil apabila domba betina yang dikawinkan telah mengalami birahi (beger) dengan tanda-tanda sebagai berikut: alat kelamin bengkak, kemerahan dan agak basah ternak selalu gelisah dan ribut ekor selalu di gerak-gerakkan akan diam jika dinaiki jika bersebelahan dengan pejantan, maka pejantan pun akan ikut ribut karena terciumnya hormon pada domba betina nafsu makan menurun birahi akan terulang kembali antara 14-19 hari kemudian apabila tidak terjadi kebuntingan 3. Jika terjadi tanda-tanda seperti tersebut di atas maka domba dapat dikawinkan setelah 12-18 jam setelah tanda-tanda birahi (beger) Jika perkawinan berhasil, maka domba akan menunjukkan tanda-tanda kehamilan, dan apabila menunjukkan tanda-tanda birahi, maka domba harus di kawinkan kembali. III. Proses Kelahiran. Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar. Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:  Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.  Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.  Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.  Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.  Sering kencing. Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih. IV. Pertolongan terhadap induk domba saat kesulitan melahirkan. Menanti sambil mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sungguh besar sekali manfaatnya lebih lebih bagi seorang peternak pemula karena dia akan selalu mencari informasi tentang apa saja yang dibutuhkan bayi domba ketika saatnya lahir tiba. Luapan kegembiraan akan hadirnya anggota baru dari domba kesayangan kita khendaknya diwujudkan dengan tindakan nyata. V. TINDAKAN MENYAMBUT BAYI DOMBA 1. Pengecekan kandang kelahiran dan perlengkapannya. Yang dimaksud persiapan pada hari menjelang kelahiran anak domba seyogyanya bukan lagi “pengadaan” melainkan “pengecekan” kandang dan perlengkapannya yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Periksa apakah kandang dan perlengkapannya benar benar yakin telah memenuhi syarat dan siap pakai, apakah semuanya lengkap, tidak ada yang kurang/hilang. Adapun tentang kandang beserta perlengkapannya secara terperinci DIBAHAS DISINI. 2. Senantiasa mencurahkan perhatian pada “cuaca.” Hujan yang disertai angin kencang, sekalipun hujan atau angin kencang saja, dan juga musim dingin semuanya merupakan cuaca sangat buruk yang patut diwaspadai oleh para peternak yang sedang menanti saat saat kelahiran anak domba. Ketiga factor diatas selalu menimbulkan udara dingin yang sama sekali tidak bisa diterima oleh anak domba yang baru lahir sehingga mengakibatkan “stress” dan akibat dari stress adalah “kematian dini”. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengatasi ketiga situasi diatas haruslah yang memberi kehangatan didalam kandang, misalnya; dinding bambu, terpal, jerami kering dan alat pemanas. 3. Hadir pada saat domba melahirkan. Dalam keadaan normal, sekitar 45 menit setelah pecahnya ketuban anak domba akan lahir. Dengan berpedoman kepada tanda tandanya itu peternak sudah siap menjadi bidan dihari yang dinanti nantikannya untuk membantu melancarkan proses persalinan induk domba. Jadi tidak bakal ada alasan kecolongan. Proses kelahiran adalah proses antara hidup dan mati, oleh karenanya mengamati induk domba yang sedang melahirkan adalah suatu keharusan mengingat cukup sering terjadi “induk domba yang mengalami kesulitan saat melahirkan (distokia)” yang umumnya diderita oleh domba yang dipelihara dikandang yang diakibatkan oleh berbagai factor penyebab seperti; • Bentuk bokong induk yang kecil, • Anak kembar yang memiliki bobot terlalu besar. • Posisi janin yang tiidak normal ( salah satu kaki depan melengkung kebelakang, kepala melipat ke belakang, posisi terbalik/nyungsang). Lihat gambar. • Usia kehamilan yang melampaui batas waktunya. • Pernah mengalami keracunan makanan saat bunting terutama pada usia kebuntingan 14 hari. VI. TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN. Apabila lewat 45 menit setelah pecahnya ketuban anak domba belum juga keluar itu tanda tanda induk domba mengalami kesulitan dalam melahirkan, segera memberikan pertolongan dengan cara: a. Pastikan sepasang tangan anda sudah dibersihkan dengan sabun dan tidak berkuku panjang. kemudian bersihkan vulva (otot vagina) dan sekitarnya dengan menggunakan sabun mandi sampai bersih. b. Tindakan berikutnya mengolesi tangan dengan minyak goreng atau vaselin kemudian masukan tangan anda kedalam vagina induk untuk membetulkan posisi janin. Vagina memiliki kelenturan fisik, jadi tidak usah khawatir melakukannya asalkan berhati hati. c AKTIVITAS TANGAN DIDALAM VAGINA INDUK DOMBA pertolongan terhadap induk yang mengalami kesulitan dalam melahirkan. • Gunakan jari jari tangan anda dengan sentuhan sentuhan lembut untuk merasakan posisi bagian bagian anggota tubuh anak domba. • Pusatkan pada pencarian kaki, untuk memastikan kaki depan atau belakang yang tersentuh lanjutkan dengan pencarian anggota tubuh yang lain, apabila kepala yang tersentuh maka kaki yang tersentuh tadi kaki depan, andai pantat yang tersentuh berarti kaki belakang. Ciri ciri lain untuk kaki belakang adalah posisi jari yang menghadap ke atas dan yang depan adalah sebaliknya. • Letakan kepala/pantat janin diantara telunjuk dan jari tengah. • Kemudian umpama telunjuk sedang bersama sebelah kaki yang telah ditemukan dan posisinya sudah lurus mengarah mulut vagina maka jari tengah digunakan untuk mencari serta meraih kaki yang sebelahnya lagi/yang menekuk dan meluruskannya hingga sepasang kaki anak domba menjadi lurus sejajar. • Selanjutnya tarik sepasang kaki tersebut dengan mengikuti “irama dorongan dari induk” juga dengan ekstra hati hati, tenang dan perlahan lahan. Ingat anda seorang bidan yang jauh dari sifat “memaksa”. • Inti dari oprasi ini adalah meluruskan sepasang kaki depan/belakan serta kepala supaya menghadap mulut vagina sedangkan yang ditarik hanyalah sepasang kakinya saja. • Berbeda bentuk permasalahan (ketidak normalan posisi janin domba) berbeda pula cara penanganny. posisi yang tidak normal d. Setelah anak domba berhasil dilahirkan, segera membersihkan “lendir” dilubang hidung dan mulut bisa menggunakan seutas “jerami kering yang halus” atau dengan cara memegang sepasang kaki belakang kemudian diayun ayunkan secara perlahan lahan, tujuannya supaya anak domba bisa bernafas dengan normal. e. Biarkan induk menjilati bayinya itu sampai lendir hilang dan bersih sama sekali. f. Potong tali pusar dengan menggunakan pemotong yang “steril” dan sisakan kira kira 2cm, setelah itu oleskan “yodium” sebagai antiseptic gunanya untuk mencegah penyakit “Radang Pusar. CATATAN. • Melihat cara cara penangan kasus ini jelas sekali tidak mungkin dilakukan oleh orang yang baru coba coba. Pendamping yang ahli harus menyertai. • Betapa pentingnya mempelajari cara penangan kasus ini sejak dini dengan cara ikut bergabung dengan kelompok ternak domba dilingkungan kita karena selain mudah menerima penyuluhan juga mudah ditemui peternak lain yang sama sama sedang menanti kelahiran anak domba. Dengan demikian ketika ada domba milik peternak lain yang melahirkan lebih dulu kita bisa ikut menangani sambil belajar. VI. Perawatan anak domba pra sapih. A. Mengamati sifat keindukan induk domba. Sebagaimana halnya manusia, kelangsungan hidup anak domba yang baru lahir pun sangat bergantung kepada induknya. Bayi domba memperoleh kehidupan dari induk melalui air susunya dan sifat keindukannya. Tetapi ancaman atas keselamatan bayi domba bisa juga datang dari induk yang tidak memiliki sifat keindukan seperti; - Induk tidak mau menyusui; dalam menghadapi kasus seperti ini, peternak khendaknya bersikap arif tidak lekas marah dan kecewa. Induk yang tidak mau menyusui anaknya bisa juga karena factor pengalaman pertama memiliki anak. Berikan “latihan menyusui” dengan cara membantu “menyusukan” anaknya “2 kali pagi dan sore hari” selama “30 menit” lamanya per sekali menyusukan. Lakukan pekerjaan ini selama seminggu dengan harapan induk menjadi terbiasa. Umpama lewat seminggu masih juga tidak mau menyusui malah jejeretean kecentilan, “diperah” saja susunya lalu diminumkan keanaknya. - Induk yang tidak mampu memproduksi air susu; kendala ini erat kaitannya dengan metoda perawatan induk bunting yang salah. Tetapi apapun factor penyebabnya sementara dilupakan saja dulu untuk dijadikan pedoman dikemudian hari. Menyediakan susu pengganti jauh lebih penting untuk anak domba. Susu pengganti bisa diperoleh dengan dua cara; a) Pertama: anak diberikan kepada induk yang sedang menyusui anak tunggal atau induk yang ditinggal mati anak anaknya sambil terus diamati. b) Kedua: apabila tidak diperoleh induk pengganti, berikan susu sapi murni jangan beri susu “pabrikan” karena alat pencernaan orok domba masih lemah sehingga beresiko kematian - Induk yang suka menendang nendang dan mengusir anaknya; upaya yang dilakukan untuk menangani induk kurang ajar seperti ini memasang sekat pemisah induk dengan anak dikandang yang sama. Mereka dipertemukan hanya pada saat peternak menyusukan anaknya saja sambil terus diamati tingkah polah si induk. Umpa terlihat gelagat baik pada induk sekat pemisah disingkirkan. - Gelagat buruk induk domba sudah terlihat sejak anaknya lahir ia tidak mau membersihkan lendir disekujur tubuh anak anaknya. B. Air susu menu utama anak domba yang baru lahir. Setelah induk atau peternak berhenti membersihkan bulu anak domba dari lendir dan kotoran bawaan lahir, anak domba akan bergerak reflek mencari putting susu induk. Inilah saatnya bagi peternak akan memperoleh keyakinan tentang type kepribadian induk. Type induk yang baik yang memiliki sifat keindukan, atau type induk tidak baik atau diantara keduanya yang masih bisa diupayakan supaya baik. a) Kekebalan tubuh anak domba hanya bisa didapat dari air susu. Oleh karena itu selambat lambatnya 2 jam setelah kelahiran anak domba sudah harus mendapatkan air susu. Anak domba membutuhkan kolostrum kira kira 10 % dari berat badannya. b) Pada saat anak sedang menyusu pastikan air susu benar benar keluar atau tidak. c) Bila tidak keluar, segera beri susu sapi murni yang sudah dikemas didalam botol dan sudah dipanaskan terlebih dahulu dengan patokan 2liter/hari/3ekor dengan dua kali memberikan. d) Susu pengganti juga diberikan apabila induk melahirkan lebih dari 2 ekor anak karena induk domba hanya memiliki “2 putting susu”. Caranya harus bergiliran dengan adil dan bijaksana :D. cara lain dengan diberikan kepada induk lain yang sedang menyusui anak tunggal atau induk yang ditinggal mati anak anaknya. e) Program pemberian susu pengganti ini selanjutnya setiap pagi dan sore hari dilakukan minimalnya selama satu bulan. f) Manfaat memisahkan Cempe umur 1 – 3 minggu dari induknya dengan penyekat dikandang yang sama untuk memberi keleluasaan kepada induk dalam memproduksi air susunya sehingga ketika cempe menyusu dipagi dan sore hari kondisi air susu sedang penuh sempurna. g) Membantu menyesukunan anak kepada induknya juga perlu dilakukan untuk cempe/anak domba yang bobot tubuhnya terlalu kecil (1 kg.) h) Dalam keadaan normal (anak menyusu pada induknya) fase menyusui ini berlansung selama 3 minggu. i) Minggu pertama pasca kelahiran adalah masa masa rawan kematian anak domba. Oleh karenanya perlu lebih diperioritaskan. C. Mulai memberi pakan. Anak domba sudah boleh diberi pakan berupa rumput rumputan pada saat usia mencapai 4 sampai 6 minggu. Artinya anak domba pra sapih bisa memperoleh nutrisi sebanyak 50 persen selain dari susu ibunya 3. PEMELIHARAAN Beberapa peternak memilih untuk melakukan pembesaran domba Garut saja karena tidak mau pusing dengan proses pembibitan yang acapkali cukup rumit untuk mendapatkan bibit yang benar-benar unggul. Untuk itu, teknik beternak domba Garut secara detail harus dilakukan termasuk hal-hal kecil tetapi penting seperti menjaga kebersihan kandang: a) Kandang dibersihkan satu kali dalam seminggu. b) Sementara tempat makan, dan minum perlu dibersihkan setiap hari. c) Untuk menghindari penyebaran penyakit di antara ternak domba Garut, ternak yang sakit perlu dipisahkan dari domba sehat dan segera diobati. d) Beberapa jenis penyakit domba dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada domba sehat. Untuk kelancaran proses pemeliharaan ternak, berikut ini cara yang mesti diperhatikan : 1. Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali. 2. Pengontrolan Penyakit. Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat. Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat. 3. Perawatan Ternak. Perawatan Ternak Dewasa. Sebagai cara beternak domba Garut yang benar, ada beberapa tekni perawatan yang harus dilakukan pada domba dewasa. a) Domba perlu dimandikan secara rutin paling tidak satu minggu satu kali dengan menggunakan sikat dan sabun. b) kemudian dikeringkan di bawah terik matahari pagi. c) Pencukuran bulu dilakukan paling tidak enam bulan sekali dengan sisa cukuran sepanjang 0,5 cm. d) Kuku domba perlu pula dipotong minimal 4 bulan sekali. Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari. Perawatan ternak dewasa meliputi: ii. Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dengan cara disikat dan disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi. iii. Mencukur Bulu. Pencukuran bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan searah dengan punggung domba. iv. Merawat dan Memotong Kuku. Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting. 4. PEMBERIAN PAKAN. Pemberian pakan untuk domba garut yang di persiapkan untuk kontes, harus diberikan secara spesifik dan harus memenuhi nilai Gizi yang baik sehingga memiliki penampilan yang bagus. Pemberian pakan untuk domba garut dapat dilakukan 2 kali dalam satu hari, dan pengaturannyapun harus disesuaikan dengan bobot domba, dengan tujuan agar domba tidak terlalu banyak lemak yang menyebabkan domba sulit untuk bergerak pada saat tandang ke lapang, menu makanan domba Garut dapat di atur sebagai berikut: i. Pemberian rumput dapat dilakukan pada pagi hari pada pukul 5. 30 dan sore hari pada pukul 16.00, pemberian rumput pada pagi hari dilakukan dan pada pukul 10.00 sisa rumput yang ada pada tempat pakan hendaknya diangkat, tapi kalau sisa sedikit dapat di biarkan saja. Pada sore hari rumput diberikan secara penuh. ii. Untuk memenuhi nilai kebutuhan domba terhadap nutrisi pakan, maka domba dapat diberikan pakan konsentrat, seperti ampas tahu pada pagi hari, 2 jam setelah pemberian rumput dilakukan. iii. Untuk domba yang dipersiapkan turun ke lapang, pakan dapat ditambahakan dengan singkong, singkong sangat cocok untuk menambah tenaga pada domba adu. iv. Selain pakan yang diberikan, domba juga perlu diberikan ramuan, penulis memberikan ramuan telor di campur madu, pemberiannya dapat dilakukan dua hari sebelum domba dibawa untuk tandang ke lapang. kemudian domba di istirahatkan sehari menjelang kontes. v. Perawatan domba, perawatan domba tidak jauh dengan domba yang ada di kandang lain, seperti memandikan domba, tapi untuk domba yang siap, domba dapat dimandikan dua kali dalam satu minggu, kemudian pencukuran bulu domba dan pembentukannya, serta menjaga kesehatan domba. Pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan domba perlu dilakukan seksama agar kebutuhan zat gizi termasuk vitamin, mineral, air, protein, lemak, dan karbohidrat terpenui dengan sempurna. Ada empat golongan pakan domba yaitu: a) Rumput-rumputan (rumput gajah, rumput alam, dan sebagainya), b) Kacang-kacangan (daun lamtoro, daun kacang-kacangan, dan lain-lain), c) Hasil limbah pertanian (daun pisang, daun jagung, daun nangka, dan sejenisnya), d) Makanan penguat atau konsetrat (bekatul, ampas tahu, dan lain-lain). 5. KOMBINASI PAKAN. Campuran pakan dari bahan-bahan tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan umur domba. a) Ternak dewasa sebaiknya diberikan pakan rumput dan daun dengan perbandingan 3:1 b) sementara induk bunting memerlukan pakan rumput dan daun dengan perbandingan 3:2 ditambah 2-3 gelas konsentrat. c) Induk menyusui perlu diberi pakan rumput dan daun dengan perbandingan 1:1 dengan tambahan 2-3 gelas konsentrat. d) Sementara itu, anak yang belum disapih diberi pakan rumput dan daun 1:1 dan e) Anak lepas sapih diberi pakan rumput dan daun 3:2 ditambah 0,5-1 gelas konsentrat. Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut: - Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko dan rumput alam. - Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro. - Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun beringin. - Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas. Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. - Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah: 1. Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%. 2. Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas. 3. Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3 gelas. 4. Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50% 5. Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan konsentrat 0,5–1 gelas 6. Sedangkan dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba adalah sebagai berikut: a. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari. b. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari c. Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari d. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari e. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari f. Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari g. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=160 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari h. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari i. Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=470 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari j. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=100 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari k. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari l. Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=410 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari m. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari n. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=180 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari o. Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=340 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari p. Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=50 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari q. Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=110 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari r. Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari s. Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=40 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari t. Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=280 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari u. Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=440 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari 6. PEMBERIAN VAKSINASI DAN OBAT. Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali vaksinasi dapat dilakukan dengan menyuntikan obat kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax, vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia Epizootica). 7. PANEN Hasil utama dari budidaya domba adalah karkas (daging). Hasil tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yang dapat di jadikan sebagai bahan tekstil.Pembersihan. Sebelum dipotong ternak dibersihkan dengan cara mencuci kaki domba dan menyemprotkan air diatas kepala ternak agar karkas yang dihasilkan tidak tercemar oleh bakteri dan kotoran. Stoping. Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu: a) Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan b) Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging. c) Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas. d) Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin. e) Pengulitan. Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat. f) Pengeluaran Jeroan. Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba. g) Pemotongan Karkas. Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan. MEMELIHARA DAN CARA MERAWAT KESAHATAN DOMBA GARUT Domba Garut adalah jenis domba yang paling populer di Indonesia. Daging Domba Garut atau Dombrut berbeda dengan daging kambing. Daging Domba Garut memiliki kandungan lemak yang sedikit dan sering dipakai untuk bahan sate domba karena rasa daging Domba Garut sangat enak. Oleh karena kualitasnya yang kelas atas, domba garut jadi pilihan utama untuk aqiqah dan qurban bagi umat muslim. Berdasarkan wikipedia, asal usul Domba Garut adalah hasil persilangan dari domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan dan domba merino dari Australia. Domba capstaad sudah ada lebih dulu di Garut, sementara domba merino baru didatangkan ke Garut pada abad ke-19. Dari ketiga jenis domba itulah, lahir varietas baru yang kemudian disebut domba Garut. Domba garut adalah domba yang berasal dari daerah Limbangan Kabupaten Garut. Dalam bahasa latin disebut ovis aries dan merupakan salah satu satwa varietas unggul Indonesia. Selain dimanfaatkan dagingnya untuk konsumsi, Domba Garut juga dijadikan aset pariwisata oleh masyarakat Sunda untuk hajatan adu Domba Garut dan merupakan potensi wisata yang setara dengan karapan sapi di daerah Madura. Cara-cara pemeliharaan domba Garut tidak sembarangan. Selain diberi rumput pilihan, domba ini juga sering diberi susu yang dicampur madu. Belum lagi pemeliharaan fisiknya yang harus tetap dijaga bersih dan sehat. Peternakan Domba garut Binar Surya Lestari (BS Farm) adalah salah satu peternakan ternama berlokasi di daerah Sukabumi yang memiliki komitmen tinggi untuk membudidayakan varietas Domba Garut ini. Dengan konsep Green Farm Ecosystem, BS Farm mensinergikan antara teknik pemeliharaan domba garut dengan melakukan simbiosis mutualisme bersama perkebunan masyarakat sekitar. Konsep yang smart ini mudah-mudahan menambah keberkahan dan meningkatkan kualitas peternakan Domba Garut Binar Surya Lestari. Domba Garut merupakan jenis domba yang akhir-akhir ini banyak diminati oleh banyak peternak karena domba Garut merupakan komoditas yang menguntungkan sebagai sumber makanan hewani selain kulitnya juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan tekstil. Untuk memelihara domba Garut dengan baik, berikut ini adalah cara ternak yang bisa peternak lakukan. Jika harus membeli di pasar harus diperhatikan ha-hal berikut, yaitu: 1. Pastikan domba dalam kondisi sehat. 2. Perhatikan matanya apakah buta atau ada gejala cacing di mata. 3. Perhatikan rahang mulutnya apakah mengot atau rapi. 4. Kemudian lihat juga giginya, apakah sudah poel atau belum. 5. Lalu perhatikan juga ambing susu bagi calon induk dan induk, harus hanya ada dua puting yang baik serta tidak bengkak. 6. Bagi pejantan, perhatikan buah testes, harus normal dan simetris. 7. Perhatikan juga posisi kuku: tidak bengkak dan tidak cacat, jika hanya njeber-njeber tidak apa-apa, dapat dipotong nantinya terutama yang jantan. 8. Diperhatikan juga apakah pincang kalau berjalan. Jika ternak sudah didapat dan dibawa sampai rumah, dipisahkan dahulu selama satu bulan dengan domba yang lain dengan jarak kandang minimal 50 meter. Hal ini untuk kepentingan kesehatan agar tidak tertular atau menulari yang lain. Lebih bagus jika dimandikan terlebih dulu dengan memakai air sabun. Ditimbang dan diberi obat cacing dan diberi nomor identitas untuk recording. Perbandingan jumlah jantan dan betina dalam satu kandang adalah 1:10 atau 1:25. sebaiknya belilah jenis domba yang sudah ada di sekitar kita, karena sudah beradaptasi, apapun jenisnya. Rawat domba tersebut, sambil belajar untuk mengetahui keinginan dan perilaku domba, minimal dua tahun. Perlakukan domba secara khusus terutama domba yang baru datang. Ada banyak jenis domba di sekitar kita tapi yang utamanya hanya ada dua, yaitu domba lokal/ekor tipis dan domba ekor gemuk (DEG) untuk kawasan Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur. Di Jawa Barat tepatnya di Garut ada jenis domba lokal unggul yang namanya domba Garut. Domba lokal, tubuhnya lebih kecil dibandingkan domba ekor gemuk yang memiliki ekor dengan banyak timbunan lemak. Lalu keadaan kesehatan ternak yang optimal merupakan kunci utama dalam upaya mencapai kesuksesan dalam sebuah peternakan domba. Karena bila keadaan kesehatan ternak anda tidak dalam keadaan optimal atau sering mengalami sakit ditambah anda bukan lah seorang dokter hewan maka konsentrasi anda akan terfokus dalam bagaimana menyembuhkan domba-domba anda serta menelantarkan program penggemukan yang menjadi sumber Profit suatu Usaha. Kegiatan menjaga kesehatan domba sebenarnya adalah sebuah kegiatan untuk menjauhkan ternak dari segala jenis hama dan penyakit yang ada yang mungkin menyerang ternak. Sehingga ternak tidak akan pernah mendapat sejarah terkena penyakit sedikitpun dan domba bisa di bilang benar-benar kuat, sehat yang berujung kepada peternakan yang efisien. Adapun untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tips yang bisa digunakan antara lain : a) Pemilihan jenis domba yang baik. Pilihlah domba yang berkembang biak dan sesuai dengan lingkungan dan lokasi di mana peternakan anda berada. b) Menyediakan pakan yang baik. Hal ini menjadi kata yang harus, tidak sedikit peternak yang menyimpan uangnya dalam-dalam untuk mengurangi biaya pakan demi efisiensi. Ingat kualitas pakan bukanlah tempat anda untuk melakukan efisiensi peternakan anda. c) Menetapkan pola pemenuhan kebutuhan mineral ternak anda untuk menutupi kekurangan mineral yang domba dapatkan dari tanah anda dan makanan yang anda berikan. d) Singkirkan ternak yang tidak sesuai dengan goal anda demi kestabilan kesehatan ternak lainnya. Beberapa ternak yang tidak sesuai dengan harapan dan program anda sebaiknya cepat di singkirkan karena varietas ini akan sering terkena penyakit dan mempengaruhi domba anda yang lainnya. e) Lakukan seleksi yang ketat terhadap domba pengganti yang anda ambil untuk menggantikan hewan-hewan yang telah anda singkirkan sebelumnya. Peternak diharapkan sangat serius terhadap program kesehatan domba seperti vaksinasi bila di butuhkan dan pengontrolan hama-hama dan parasit yang mungkin akan mengganggu kesehatan domba. Itulah beberapa tips yang penting dalam cara memilih dan menjaga kesehatan ternak domba yang dapat anda lakukan dalam peternakan anda. PERAWATAN DOMBA GARUT Domba Garut merupakan hasil persilangan antara domba asli, domba ekor gemuk dan domba merino. Pada domba jantan memiliki tanduk yang besar yang berbentuk melengkung ke belakang seperti spiral. Pangkal tanduk dari kanan dan kiri hampir bersatu. Betina tidak bertanduk, badan besar kuat dan dada lebar, telinga sedang, dan sering digunakan untuk aduan. Gambar 1. Domba Garut. Keberhasilan peternakan domba tidak hanya terletak pada usaha pengembangan jumlah ternak yang dipelihara, namun juga pada perawatan dan pencegahan penyakit ternak yang dipelihara. Ternak tidak cukup hanya diberi pakan dan diletakkan di dalam kandang yang baik saja. Mereka memerlukan perawatan yang baik. Perawatan tidak hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan saja tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga kesehatan ternak domba tetap terpelihara dan dapat berproduksi dengan baik. Pengawasan dan pengobatan domba memerlukan pertimbangan dari berbagai segi, baik segi penyakit (ringan, tidak menular, atau menular) maupun dari segi ekonomis. Beberapa bagian dari perawatan domba yang penting untuk dilakukan adalah pemandian ternak, grooming, penjemuran dan exercise ternak, pemotongan kuku, pencukuran bulu, pemotongan tali pusar, penghilangan tanduk/dehorning, dan pembuatan identifikasi. grooming meliputi: 2. penyikatan, 3. penyisiran, 4. penggosokan badan, bulu tengkuk, ekor dan kaki dengan tujuan utama menghilangkan kotoran, rambut yang mati dan debu yang menempel di kulit/rambut. 5. juga merangsang sirkulasi darah serta meningkatkan pertumbuhan. 1. PEMANDIAN Ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab terutama domba yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak. Tujuan memandikan ternak yaitu: 1. untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. 2. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Ternak domba dimandikan 2 kali dalam sebulan. 3. Pemandian domba juga dilakukan apabila domba terlihat telah kotor dan gembel. 4. Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat dimandikan sebulan sekali, sedangkan dalam musim hujan sebaiknya dilakukan bila cuaca sedang cerah. 5. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam renang), 6. sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi kandang. Gambar 2. Memandikan Domba. Pemandian ternak domba dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menjepitkan kepala ternak pada alat yang didesain khusus untuk menjepit kepala domba. Penjepitan kepala domba dilakukan agar ternak domba tidak berontak saat dimandikan. 2. EXERCISE & PENJEMURAN Ternak domba yang telah dimandikan kemudian dijemur di bawah terik matahari sampai kering. Penjemuran ini berfungsi untuk kesehatan ternak dan mencegah ternak mengalami diare (mencret) akibat kedinginan setelah dimandikan. Selain itu, dengan mengeluarkan ternak dari kandang, berarti kita telah memberi suasana yang segar bagi ternak. Hal ini sangat bermanfaat bagi peternak yang jorok atau kandang yang kurang memenuhi syarat. Pengeluaran ternak dari kandang juga dapat dibarengi dengan memberikan sarana gerak badan bagi ternak. Gerak badan / olah raga / exercise ini sangat bermanfaat bagi kesehatan ternak terutama ternak yang ditambat secara ketat ataupun dikandangkan di dalam kandang yang sempit sehingga ruang geraknya terbatas. Gambar 3. Penjemuran dan Exercise Pada saat dilakukan penjemuran dan exercise, domba jantan perlu diikat di tiang tambatan guna mencegah terjadinya saling adu tanduk antara domba jantan. Gambar 4. Penjemuran dan Exercise Domba Jantan 3. PEMOTONGAN KUKU Pemotongan kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan domba. Pemotongan kuku dilakukan apabila dirasa kuku domba telah panjang. Kuku yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku. Cara berjalan yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual. kuku ternak tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku, lebih-lebih bila ternak tersebut digembalakan di tanah lembek sehingga gesekan pada kuku kecil sekali. Pada domba dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku (pododermatitis) akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang panjang terutama pada jantan akan mengganggu proses perkawinan karena pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna. Jika kuku tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. Gambar 5. Pemotongan Kuku. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak anak berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan pejantan, yaitu 1 bulan sekali. Pada bagian kuku yang dipotong diberi desinfektan untuk mencegah terjadinya foot rot. 4. PENCUKURAN RAMBUT Domba yang tidak pernah dicukur bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit untuk dibersihkan. Bulu-bulu yang menggumpal dan kotor sebaiknya digunting, karena kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan ternak. Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan. Gambar 6. Pencukuran Rambut Pada betina, seluruh rambut yang menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan keindahan ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan dilakukan setiap 2 sampai 3 bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress. 5. PEMBUTRIKAN Pembutrikan merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan jantan muda serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu disekitar tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan baik dan cepat sehingga dapat menghambat daripada pertumbuhan tanduk, karena tanduk dan bulu akan berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan pembutrikan ini tanduk akan tumbuh dengan cepat. Gambar 7. Pembutrikan. Anak jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik setiap bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pembutrikan tanduk ternak dilakukan pada minggu kedua dan minggu keempat di setiap bulan. Pada domba Garut perawatan tanduk merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi daya jual domba tersebut. Selain untuk mempercepat pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan dewasa akan menyebabkan kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos dan pecah dan apabila diadukan maka tanduk akan pecah. 6. PERAWATAN TANDUK Tanduk bagi domba Garut merupakan perlambang kejantanan, ketampanan serta kegagahan yang tidak hanya membuat domba tersebut indah dipandang mata melainkan mampu melambungkan harga. Sebaliknya domba jantan yang tidak bertanduk sekalipun bobot tubuhnya mencapai bobot maksimal 80 kg plus rambutnya dibikin modis, tetap saja terasa masih ada yang kurang atawa kurang sempurna dan tidak mustahil akan berpengaruh buruk terhadap harga. Pesona tanduk yang mengundang decak kagum orang yang memandangnya akan memberikan kebanggaan tersendiri kepada sipemilik domba utamanya saat Dipamidangan “arena adu ketangkasan” domba Garut dimana ratusan domba tangkas dengan berbagai type dipangkalkan. Sayangnya tidak semua domba jantan terlahir dengan bawaan tanduk yang indah, ada juga domba yang dalam pertumbuhan tanduknya kurang sedap dipandang mata sehingga agar bentuk tanduk menjadi sesuai dengan yang diinginkan memerlukan perawatan khusus. Oleh karena itu bersikap teliti terhadap perkembangan tanduk mutlak diperlukan bahkan sejak domba umur semingu (tanduk baru nongtot). Bagi anda yang telah terampil dalam merawat tanduk jelas tidak ada masalah. Lalu bagaimana dengan yang sama sekali belum pernah melakukannya sedangkan domba kesayangan berada ditangan anda? Mari memulai belajar sejak sekarang. Kan ada juga perawatan tanduk yang sifatnya rutin, nah dengan rutinitas ini diharapkan kita bisa karena biasa. A. MEMELIHARA TANDUK DOMBA GARUT Tanduk domba garut merupakan mahkota yang memiliki nilai seni tinggi dan kebanggaan bagi pemilik ternak, harga domba garut akan memiliki nilai jual yang tinggi jika domba memiliki tanduk yang baik. Tanduk domba garut dapat di golongkan ke beberapa golongan, antara lain: Ngabendo, Leang-leang, Golong tambang, sogong, dll. tapi yang jelas tingkat kemewahan tanduk adalah yang paling utama. Untuk membentuk tanduk yang mewah dan simetris diperlukan pemeliharaan yang ekstra dan secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Anak domba yang baik, bakal tanduk akan terlihat pada usia satu minggu. 2. Tannduk yang masih muda harus sering di kompres dengan air segar, karena air ini dapat memberikan kesejukan pada pertumbuhan tanduk. 3. Melakukan pembutrikan, atau membersihkan bulu-bulu domba yang tumbuh di sekitar tanduk yang berfungsi agar pertumbuhan tanduk tidak terhambat dan berebut nutrisi dengan bulu. 4. Pengolesan minyak ikan/margarin/sejenisnya secara teratur, pengolesan ini hendaknya di barengi dengan pembersihan secara rutin pula, karena bila tidak di bersihkan, bekas minyak dapat menyebabkan menempelnya hama yang dapat membuat tanduk keropos. 5. Untuk domba yang telah memiliki tanduk tetapi kurang simetris, maka dapat dilakukan pembetulan tanduk dengan cara pemanasan dan pengurutan dengan menggunakan besi yang telah di buat khusus. B. TUJUAN PERAWATAN TANDUK A. mempercepat pertumbuhan tanduk sekaligus memelihara kesehatan tanduk. 1. KEGIATAN HARIAN: Mengatur posisi tidur domba jantan. Selain pakan yang memerlukan perhatian sehari hari, posisi tidur pun khusus untuk domba jantan sangat perlu diperhatikan, sebab berpengaruh kepada proses pembentukan tanduk, lebih lebih dimasa pertumbuhannya karena keadaan tanduk masih lentur serta mudah diarahkan baik secara disengaja maupun tidak. “Biasakan agar domba jantan tidur dengan posisi kepala lurus.” Pertumbuhan tanduk akan terhambat apabila domba jantan terbiasa tidur dengan posisi kepala miring sehingga tanduk akan tertekan dan menekan alas tidur. 2. KEGIATAN DUA HARI SEKALI: Perawatan tanduk dengan menggunakan “minyak ayam” dan “lemak” yang dioleskan keseluruh bagian tanduk. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan tanduk secara optimal. 3. KEGIATAN DUA MINGGU SEKALI: 1. tempat khusus pembutrikan. 2. mencukur bulu disekeliling pangkal tanduk, 3 - 4. penyiakat diseluruh permukaan tanduk, tubuh dan kaki. Secara berurutan pekerjaan dalam periode ini meliputi: 1. Pembutrikan: mencukur rambut disekitar pangkal tanduk dengan menggunakan gunting kecil. Membutrik sudah harus dimulai sejak domba jantan berusia satu bulan. Selanjutnya membutrik dilakukan setiap 2 minggu sekali. Di minggu ke empat, kegiatan pembutrikan ini bisa dilakukan pada saat akan memandikan karena domba jantan biasa dimandikan sebulan sekali. 2. Pekerjaan beikutnya membilas kepala dengan air hangat sambil menyikat tanduk seusai pembutrikan. a. ANAK: Tanduk domba jantan dibawah umur satu tahun umumnya masih empuk (untuk bersikap hati hati boleh dianggap demikian). Jadi saat membersihkan tanduk cukup dielus elus dengan menggunakan lap yang sudah dibasahi air hangat. b. DEWASA: untuk domba jantan dewasa, tanduk dibersihkan dengan menggunakan sikat. Dibagian pangkal tanduk yang tidak terjangkou oleh sikat besar bisa dibersihkan dengan menggunakan sikat gigi yang sudah diolesi sabun mandil. 3. Pekerjaan terakhir mengolesi tanduk yang sudah bersih dengan minyak ikan dan margarine, bila perlu gunakan juga minyak kayu putih pada saat domba dijemur dengan ketentuan sebagai berikut: a) MINYAK IKAN : digunakan untuk domba berumur dibawah satu tahun. b) MARGARINE : digunakan untuk domba dewasa. c) KAYU PUTIH : dioleskan dibagian pangkal tanduk dengan tujuan untuk mencegah tanduk keropos/bolong bolong dibagian pangkal. B. Melatih kekuatan tanduk serta memelihara kecantikan tanduk: Agar tanduk semakin kuat dan sehat, perlu digelar latihan adu ketangkasan yang diagendakan seminggu sekali terutama bagi anda yang memprogram domba jantan sebagai domba laga. Dengan latihan beradu, keberanian domba jantan yang memang terlahir sudah dibekali naluri bertarung akan semakin menjadi pemberani. Sedangkan untuk merawat kecantikan tanduk, para peternak biasa menggunakan kemiri yang digosokan ketanduk sampai mengkilap. Ada juga sebagian peternak yang menggunakan minyak kelapa agar tanduk terlihat mengkilap. C. Perbaikan bentuk tanduk yang tidak simetris atau tanduk yang merapat kebagian tubuh “biasanya” bagian leher. Perawatan tanduk pada tarap ini sudah terbilang bengkel tanduk atau reparasi tanduk atau juga salon tanduk. Jadi jelas memerlukan keahlian, sebabnya cara yang ada masih sangat tradisional dan melibatkan penggunaan api. Terlalu beresiko! Bagi anda Yang sedang belajar merawat tanduk perlu didampingi ahlinya, tidak bisa hanya didampingi buku panduan saja (baca petunjuk langsung praktek). Bagaimanapun keadaan tanduk yang merasa perlu direparasi, umumnya hanya satu tujuan agar tanduk membentuk “simetris”. Bentuk tanduk domba yang simetris adalah bentuk tanduk sebelah kiri dan sebelah kanan sama besar, sama panjang, sama model arah lilitannya/lengkungannya. 1. PERLENGKAPAN
 a) Tali Tambang untuk mengikat kaki domba agar tidak bisa bergerak selama proses pembentukan tanduk.
 b) Obor siap pakai untuk memanaskan tanduk. c) Kain lap untuk melindungi kepala dan pangkal tanduk. d) Wadah berisi air untuk membasahi kain lap.
 e) Besi berlubang (bolong) untuk melilitkan serta mengurut tanduk. Model dan ukuran lubang disesuaikan dengan keadaan tanduk. f) Kecap secukupnya untuk melapisi tanduk agar api tidak langsung mengenai tanduk.
 g) Korek api atau yg sejenis, untuk menyalakan api obor dan menjaga kalau kalau api padam saat proses pembentukan tanduk berlangsung.
 h) Pelepah pisang untuk melindungi bagian kepala disekitar tanduk agar tidak tersengat api 2. POSISI
 Domba yang sedang dirawat baiknya dalam posisi tidur sambil dipegang oleh beberapa orang sedangkan dokter tanduk harus fokus kepada pekerjaannya.

 C. MEMULAI PEMBENTUKAN TANDUK.
 1. Lindungi bagian pangkal tanduk dengan kain lap basah dan terus disirami agar selalu basah. Sedangkan pelepah pisang dibagian lain disekitar tanduk yang akan disulut api. Pelindung ini dimaksudkan agar domba tidak merasakan panas. 2. Lumuri seluruh permukaan tanduk dengan kecap secara merata.
 3. Mulailah proses pemanasan tanduk menggunakan api obor. “sampai ditarap ini, cara yang terbaik adalah melihat langsung prakteknya. Gambar yang disertakan dalam artikel ini diambil dari: sekedar sedikit memperjelas tulisan saja” 4. Apabila dirasakan tanduk sudah lentur mulailah proses pengurutan dengan menggunakan besi pengurut yang sudah dipersiapkan. Berhati hatilah, bersabarlah, yakinlah selama proses pembentukan tanduk ini. Bagaimanapun juga pekerjaan ini tergolong merekayasa anggota tubuh yang sudah jadi dari sononya. 5. Setelah tanduk terbentuk sesuai dengan yang diharapkan, besi pengurut jangan dulu dilepas sebelum tanduk benar benar dingin, dikhawatirkan tanduk akan kembali kebentuk semula. Untuk mempercepat pendinginan bisa disirami dengan air. 6. Pekerjaan terakhir tinggal menghaluskan tanduk dengan cara pengikiran (dikerokin) menggunakan pecahan gelas atawa pengikir dan sejenisnya hingga secantik mungkin. 7. Sehabis dimodifikasi tanduknya, domba harus di istirahtkan beberapa waktu jangan dulu dibawa ke areana adu ketangkasan Perbaikan tanduk ini jarang dilakukan. Perbaikan tanduk hanya akan dilakukan jika terdapat domba jantan yang tanduknya tidak simetris atau tanduknya rapat sampai menusuk ke lehernya, maka tanduk tersebut segera untuk diperbaiki. Cara perbaikan tanduk masih bersifat tradisional yaitu dengan cara tanduknya dibakar dengan mengggunakan bara api. Sebelum dilakukan pembakaran tanduk, tanduk tersebut diolesi dengan menggunakan kecap yang telah dicampur dengan minyak. Tujuan pemberian kecap dan minyak pada saat pembakaran yaitu agar tanduk tidak terbakar dan gosong. Pembakaran tanduk ini biasanya dengan menggunakan obor, dimana api ditiup-tiupkan pada bagian tanduk yang akan diperbaiki. Prinsip dari pembakaran tersebut yaitu hanya untuk membuat tanduk tidak keras (agar empuk) pada saat diperbaiki (ditarik), jadi dalam proses pembakarannya api diusahakan hanya menghangatkantanduk saja, api tidak boleh terus mengenai tanduk. Setelah dibakar dan tanduk terasa sudah empuk maka tanduk ditarik atau diperbaiki dengan menggunakan tangan atau besi yang berlubang. Perbaikan tanduk dilakukan pertama kali pada saat ternak mencapai umur minimal 1 tahun. Salah satu perawatan tanduk dilakukan dengan cara mengoleskan minyak kelapa diseluruh bagian tanduk domba. Tujuan pemberian minyak kelapa agar tanduk terlihat lebih sehat dan mengkilap. Mengapa Memilih Domba Garut ? Peluang usaha ternak domba masih tetap menggiurkan. Alasannya sederhana saja “Jumlah permintaan pasar jauh lebih tinggi daripada ketersediaan domba dan bahkan Indonesia masih harus mengimpor untuk mencukupi kebutuhan daging dalam negeri. Lalu mengapa memilih domba garut? Fakta yang mudah dibuktikan dilapangan domba Garut lebih mampu memberikan kepuasan kepada para peminatnya. Lalu keunggulan apa saja yang dimiliki Domba paling popular di Indonesia itu. i. Produktivitas tinggi: Satu induk domba Garut betina mampu memberi rata rata 2 ekor anak atau lebih setiap 8 bulan sekali atau 3 kali dalam 2 tahun. Dengan tingkat produktifitasnya yang tinggi ini tentunya sangat bagus untuk dijadikan program “melipat gandakan domba ternak” sehingga cepat memberikan hasil kepada para peternak. ii. Penghasil daging: Keistimewaan lain dari domba Garut adalah kandugan karkas (daging dan tulang) yang mencapai 50 persen dengan berat badan berkisar antara 40 hingga 80 kg. Bandingkan dengan domba jenis lain yang hanya memiliki kandungan karkas 40 persen saja, padahal pakan yang diberikan sama. iii. Tingkat pertumbuhan yang tinggi: Setiap bulannya berat badan domba Garut akan meningkat antara 2.5 sampai 3kg sehingga dalam umur satu tahun domba garut bisa mencapai bobot 60 kg, sementara domba lokal paling berat hanya 30 kg. Padahal, harganya sama. iv. Pemuas para penghobi: Domba Garut jantan menawarkan dua keistimewaan: a) Pertama: program domba “laga”. Domba Garut memiliki postur tubuh yang lebih besar dan tegap bila dibandingkan domba jenis lain, penampilan tanduknya sangat beraneka ragam, cantik dan bisa dibentuk menurut selera tuannya. Dan yang terpenting tentu saja sifatnya yang “temperamental” khas domba laga. Domba Garut laga terbagi kedalam tiga kelas: 1. Kelompok kelas A dengan berat badan 60 – 80 kg. 2. Kelompok kelas B dengan berat badan 40 – 59 kg. 3. Kelompok kelas C dengan berat badan 25 – 39 kg. b) Kedua: program domba “pedaging”. Selain kandungan karkasnya yang menjanjikan keuntungan besar ditambah pertumbuhan badannya yang demikian pesat, Daging domba Garut dikenal juga akan kelezatan rasanya sehingga sangat diminati masyarakat didalam maupun diluar negeri. v. Mudah dipellihara: bahkan seorang petani kecilpun sudah terbiasa memelihara domba Garut. Maka pintu “kemitraan” diantara kaum pemodal dengan para petani selalu terbuka lebar setiap saat. System “bagi hasil” adalah system yang paling disukai dalam kemitraan ternak domba Garut. Sebuah kelompok ternak domba Garut yang sedang menjalin kemitraan dengan para petani kecil sangat mudah dilirik oleh managemen bank untuk berinvestasi. Dan itu berarti saat saat memetik “sukses.” PERSIAPAN TANDANG KELAPANG UNTUK DOMBA GARUT Domba Garut yang akan turun ke lapang harus memiliki persiapan yang cukup, persiapan ini bertujuan agar domba dapat memiliki performa yang baik di lapang, persiapan itu meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Latihan latihan bertujuan untuk melatih otot-otot domba berisi dan memiliki tenaga yang optimal dalam bertanding, latihan ini dapat dillakukan dengan cara sebagai berikut: a. latihan berlari, latihan ini dilakukan dengan cara melarikan domba berkeliling, dan dapat dilakukan setiap hari selama 15 menit, latihan yang lebih ringan dapat dilakukan dengan cara mengencarkan domba dengan tali terikat, atau di pancuh. b. latihan renang, renang dapat dilakukan seminggu 1 kali, tujuan renang adalah agar domba memiliki otot yang kuat. c. latihan adu, domba yang dapat di latih adalah domba yang dapat dikatakan memasuki pulak 6 atau memasuki usia sekitar 3 tahun, adu pertama kali dilakukan sebanyak 10 kali tumbukan, kemudian di tingkatkan secara kontinu hingga sesuai dengan kelas domba, jika kelas A tumbukan dilakukan hingga 25 pukulan, kelas B dan C sebanyak 20 pukulan. Rahasia beternak domba untuk menghemat biaya dan Waktu Dengan biaya pakan yang turun naik dan harga bahan bakar yang tinggi, Peternak domba yang pintar akan mencari cara untuk mengoperasikan ternak mereka lebih menguntungkan dan efisien. Beberapa cara efisiensi biaya dan kegiatan menghemat waktu dibawah mungkin bisa menjadi pilihanyang berguna. 1. Mengenal Ternak Anda . Cobalah untuk menghabiskan beberapa menit setiap hari di saat waktu tidak memberikan pakan ternak, cobalah lihat perilaku yang tidak biasa. cobalah memeriksa hewan yang mengisolasi diri dan menghabiskan banyak waktu berbaring dan tidak terpanggil untuk makan segera. Karena Kehilangan domba betina menjadi catatan besar bagi peternak dan dimasukkan kedalam buku historis peternakan. 2. Belajarlah mengenai peternakan Domba. Kumpulkan lah ilmu dari para dokter hewan dan orang-orang yang memiliki pengetahuan domba yang baik. Sejumlah buku yang berguna, seminar Domba dan browsing internet dengan segala kekayaan informasinya merupakan sebuah investasi yang sangat berarti. Dengan informasi yang memadai yang anda miliki dengan cepat akan memungkinkan anda untuk fokus dan cepat pada penghematan biaya yang sesuai manajemen dan kesehatan. 3. Apakah kawanan domba sehat kalau di biarkan diluar kandang. Tempat teduh merupakan hal yang penting pada saat cuaca panas maka sediakan lah tempat ini untuk saat ternak anda diluar kandang. Dan apabila anda bisa memiliki ini dan bisa menernakkan ternak anda di luar kandang utama maka lakukanlah, karena dengan membiarkan ternak di luar kandang akan membuat anda melakukan efisiensi dan penghematan biaya dalam menyediakan tempat tidur ternak dan biaya mengurus kotoran ternak. Dengan menggunakan metode ini selain memberikan efisiensi metode kawanan ternak di luar kandang atau ranch juga memberikan image bahwa peternakan kita merupakan industry peternakan yang professional dan menguntungkan 4. Potong Biaya pakan ternak anda dengan menggunakan metode umbar atau padang rumput. Jika padang rumput terbatas kenapa tidak sewa? Atau mungkin bahkan tetangga anda akan memberikan anda gratis lahannya asalkan ternak anda membantu memotong pendek rumput mereka, dalam hal ini pastikan tempat anda mengumbar ternak memiliki pagar yang cukup aman dan tidak memiliki masalah dengan predator domba. Dengan metode ini ada dua hal yang harus anda perhatikan yaitu memerlukan rotasi yang teratur dan jadwal pemberian obat cacing yang terschedule terutama dengan anak-anak domba. 5. Pertimbangkan Sumber Pakan Tambahan Untuk Potong Biaya. Pakan tambahan yang biasa di gunakan Diantaranya seperti batang jagung, lobak, apel, labu, selada, kubis, brokoli, seledri, dan roti bekas atau sisa, dan untuk mendapatkan beberapa hal ini sangat simple tinggal hubungi toko kelontong terdekat untuk beberapa item makanan dibuang. Kami telah menggunakan sisa bijian jagung bebas dari biji-bijian jagung kebun tetangga. Dan juga produk sampingan dari pembuatan ethanol juga merupakan bahan pakan alternative yang baik untuk domba. 6. Air bersih dan segar harus selalu tersedia. Air adalah sumber makanan termurah dan paling berharga yang anda miliki untuk domba.sehingga gunakanlah air dengan sebaik mungkin, untuk itu air yang anda sediakan harus anda perhatikan agar tidak berubah menjadi es pada saat musim salju dan menjadi air panas pada saat musim panas. Selain itu dengan menggunakan air ini juga dapat memastikan memudahkan kita untuk memberikan mineral sesuai yang di butuhkan sehingga kita tidak akan mendapatkan ternak kita mengalami defisiensi mineral yang bila terjadi akan menyebabkan biaya yang sangat mahal untuk kita, dan ingat Gunakan hanya mineral yang diformulasikan khusus untuk domba dimana biasanya mineral ini akan memiliki kandungan tembaga yang lebih rendah. 7. Pelajari Prosedur Kesehatan & Manajemen Domba. Pemotongan kuku, pemberian obat cacing, Pencukuran bulu dan membantu proses kelahiran Dll adalah kegiatan yang akan meningkatkan tabungan anda. Dan untuk ini carilah pedapat dari para ahli ahli yang memiliki pengalman jauh di atas anda, sehingga kegiatan ini akan memaksimalkan kegiatan perawatan yang anda lakukan. Dan perawatan yang baik ini akan mengurangi kemungkinan domba akan sakit dan otomati mengurangi biaya anda untuk mendatangkan dokter hewan ataupun mengantarkan domba anda kerumah sakit hewan di mana disini mencapai 60 $ US, jadi kalaupun itu terjadi dan anda harus mendatangkan dokter pelajarilah ilmu dan proses penanganan yang dia lakukan sehingga kedatangan dokter yang mahal juga merupakan ajang anda untuk mendapatkan ilmu kedokteran hewan. 8. Belanja obat sesuai kebutuhan kesehatan ternak. Produk kesehatan bervariasi dalam harga. Beli saja apa yang Anda butuhkan dan pastikan obat-obatan yang anda beli tidak akan kedaluwarsa dalam waktu dekat. Anda dapat menghemat uang dengan bekerja sama dengan dokter hewan atau orang yang berpengetahuan domba dalam membangun program vaksinasi yang terprogram. Selain obat obatan dari perusahaan farmasi sebenarnya anda pun bisa memilih obat obatan alternative dari lingkungan anda, sehingga akan memurahkan biaya pengobatan ternak anda, beberapa contoh yang mungkin bisa sebagai sampel anda adalah Menggunakan baking soda dan minyak goreng untuk mengobati Kembung, molases sebagai pendongkrak energi, dan Pepto-Bismol untuk obat diare , dan masih banyak lagi contoh lainnya. 9. Berimprovisasi dengan produk sehari-hari untuk efisiensi alat alat anda. Karpet dan pintu bekas dapat anda buat menjadi penahan angin untuk domba,potongan-potongan kecil karpet bekas yang anda miliki juga bisa menjadi hambalan lutut anda yang nyaman pada saat membantu anak domba, Palet dapat digunakan untuk pagar sementara, Ember bekas bisa diubah untuk pakan sendok atau untuk mendisinfeksi kaki. Tali jemuran dapat dibuat menjadi alat pembuka dan penutup gerbang, Sebuah ban gantung dapat digunakan sebagai tempat pemberian mineral mineral. Timbangan kamar mandi dapat digunakan untuk menimbang domba. Dan masih banyak lagi hal yang bisa kita lakukan sal kita mau berimprovisasi. 10. Mencari Pasar Alternatif. Menjual dalam pameran untuk mendapatkan pelanggan individu, menjual domba untuk domba Paskah menjual domba untuk acara liburan keagamaan, dan menjual di Pasar lokal memiliki banyak potensi di daerah perkotaan. Jika Anda menernakkkan domba wol, pemintal mungkin tertarik untuk mengontak anda untuk membeli bulu anda sebagai bahan dasar baju hangat. Anda dapat menghindari biaya sewa gudang dengan menjual domba pribadi anda pada musim semi sebagai domba gembala. 11. Domba melahirkan tiga ekor adalah sebuah tantangan. Umumnya, ibu tidak mampu membesarkan anaknya pada saat hal ini terjadi (dia hanya menjaga yang ia mampu), untuk itu Anda mungkin perlu melakukan perhatian khusus untuk membantu pasokan susu yang cukup bagi ketiga anaknya. Mempertahankan domba dengan cara memberikan susu dengan botol memang bisa di lakukan namun ini tidak efisien untuk anda baik dari segi biaya ataupun waktu, untuk itu mungkin lebih baik untuk memberikan kepada petani sekitar 1 ekor sehingga mereka yang akan dapat merawatnya dengan senang hati sampai dengan mereka besar, hal ini biasa di lakukan oleh peternak peternak domba terdahulu Beberapa seumur hidup peternak domba sampai awal mereka dengan cara ini. 12. Jauhkan semua betina yang tidak menguntungkan. untuk di pelihara domba ini menyebabkan biaya untuk anda, yaitu domba domba yang bukan indukan baik, penghasil daging domba yang buruk, pertambahan bobot domba yang buruk,indukan yang susunya jelek dan sedikit dan domba domba yang tumbuhnya tidak baik. 13. Cara terbaik untuk mengembangkan peternakan adalah simpanlah induk terbaik. Pilihlah anak yang tingkat kelahirannnya dua dan pilih dari indukan yang produktiv menghasilkan susu pastikan domba pilihan anda untuk dikembangkan memiliki struktur tubuh yang baik yang juga sehat , domba kelahiran sendiri memiliki daya tahan tubuh terhadap kuman kuman yang ada di daerah dia lahir. 14. Dan Yang Terakhir Ingat domba Anda harus bekerja untuk Anda-bukan sebaliknya! Ini saatnya untuk mengevaluasi kembali operasi Anda ketika Anda menemukan diri Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ternak yang sering sakit dan masalah manajemen kandang. Mengenal penyakit Pada Ternak Domba I. HAMA DAN PENYAKIT A. Penyakit Mencret. Penyebab: bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut. B. Penyakit Radang Pusar. Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol (Desinfektan). C. Penyakit Cacar Mulut. Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin. D. Penyakit Titani. Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium. E. Penyakit Radang Limoah. Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang. Pengendalian: dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular. F. Penyakit Mulut dan kuku. Penyakit menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin atau Natrium karbonat 4%. G. Penyakit Ngorok. Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur. Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan. H. Penyakit perut Kembung. Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar. I. Penyakit Parasit Cacing. Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh domba. J. Penyakit Kudis. Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian: dengan mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%. K. Penyakit Dermatitis. Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka. L. Penyakit Kelenjar Susu. Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara rutin dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang. Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum. Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan: a) Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang. b) Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin. c) Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan mangannya. d) Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan. e) Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu. f) Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu. g) Tatalaksana kandang diatur dengan baik. h) Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit. II. Parasit Cacing bisa datang dari tempat yang mungkin tidak disangka oleh sebagian orang seperti: padang rumput dan dedaunan pakan nan hijau ranum tetapi berkeliaran juga bekicot didalamnya. Parasit cacing bisa juga muncul dari sungai/selokan tempat sumber air minum ternak nan jernih mengalir memberi kesejukan tetapi sekaligus tempat siput air berkembang biak. Kemudian kandang yang dianggap bersih dan kokoh tetapi lalat dan serangga bebas berkeliaran didalam dan dilingkungannya menabur wabah parasit cacing mata. Ancaman penyakit parasit cacing terhadap ternak domba tidak pernah jauh dari lingkungan peternakan. Bekicot, siput air, lalat dan serangga adalah merupakan siklus hidup parasit cacing.Menurut hitungannya parasit cacing memang hanya terdiri dari 3 kelas utama: Trematoda = cacing hisap Nematoda = cacing gilig Cestoda = cacing pita. Namun masing masing kelas terdiri dari puluhan spesies. Dan saat ini barang kali anda sedang bersedih serta bingung tidak mengerti apa yang sedang terjadi kepada domba anda juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mari diselidiki bersama! Apakah domba kesayangan anda memperlihatkan salah satu dari gejala gejala seperti dibawah ini? 1. Gejala - nafsu makan berkurang yang diikuti oleh tingkat pertumbuhan ternak sangat jelek kemudian berat badan menurun sehingga badan ternak kurus kurus, kondisi seperti ini tentunya mengakibatkan ternak sangat lemah, masih lagi produktifitas susu menurun BAHKAN hingga kematian. Jawabannya; domba anda sedang dilanda “penyakit cacingan”. Penyebabnya adalah parasit cacing dari semua spesies yang berasal dari 3 kelas utama parasit cacing; Trematoda (cacing hisap), Nematoda (cacing gilig), Cestoda (cacing pita) sama sama menimbulkan gejala gejala tersebut diatas. Sedangkan untuk menentukan dari kelas apa parasit cancing yang sedang menggerogoti ternak anda bisa dilihat dari gejala gejala lain yang membarengi gejala diatas. Hal ini barangkali penting utamanya untuk pengobatan. 2. Gejala; selain gejala seperti pada point nomor satu domba anda juga mengalami “pendarahan pada perut” dan yang paling parah adalah “domba anda tiba tiba mati tanpa ada tanda tanda klinis sebelumnya.” Jawabannya; Parasit Cacing Hati (Fasciola hepatica) cacing pemakan hati dan penghisap darah dari kelas Trematoda. 3. Gejala; point nomor satu ditambah “kerusakan pada usus” kemudian “muncul busung dibawah rahang” timbul juga “anemia” dan “diare” bahkan sebelum tarap diare domba anda keburu mati. Jawabannya; Parasit Cacing Lambung (Haemaonchus contortus ) termasuk Kelas Nematoda. Parasit yang satu ini paling doyan menghisap darah dan zat zat penting ditubuh domba. 4. Gejala; point nomor satu yang dibarengi dengan “ kembung”, kalau berak “tinja berwarna hitam dan lunak serta bercampur lendir atau darah segar” lalu “domba nampak pucat” dan juga “anemia”. Jawaban; Parasit Cacing Bungkul (Oesophagostomum sp.); juga dari kelas nematoda hidup disepanjang usus besar dan menimbulkan bungkul diusus. 5. Gejala; point nomor satu ditambah pula “bentuk kulit kasar” dan “warna bulu kusam”, serta “tinja lembek berwarna kecoklatan” juga “anemia”. Jawaban; Parasit Cacing Kait (Bunostomum sp); masih merupakan kelas nematoda. Dinamakan cacing kait karena bentuk bagian ujung kepalanya melengkung membentuk pengait, hidup didalam usus halus domba dan memakan jaringan tubuh serta darah. 6. Gejala; point nomor satu kemudian domba dihantam penyakit “mencret dengan warna tinja hijau kecoklatan”. Jawaban; Parasit Cacing rambut (Trichostrongylus sp); tergolong kelas nematoda. Dinamakan demikian karena besar tubuhnya setebal rambut, hidup didalam usus halus. Parasit ini paling senang membunuh ternak muda. 7. Gejala: bersama point nomor satu, kematian ternak ditimbulkan juga oleh “diare”. Ternak yang bertahan hidup pun tidak akan tumbuh dengan normal. Jawaban; Parasit Cacing Gelang (Neoascaris vitulorum); dari Kelas Nematoda yang betah hidup didalam usus kecil ternak. 8. Gejala; anda mendapati mata domba anda “mengeluarkan air mata dengan berlebihan serta bercampur nanah”, terus gerak geriknya yang selalu “menghindari cahaya matahari” setelah diperiksa terdapat “peradangan pada membran mata dan konjungtiva (kelopak mata) bagian dalam” didapati pula “kornea mata berwarna keruh dan korengan” dan parahnya “tidak respon terhadap antibiotika” Jawabannya; Parasit Cacing Mata (Thelazia Rhodesii); masih dari Kelas Nematoda yang bercokol dibawah kantung konjungtiva (kelopak mata) dan dibawah kelopak mata lapisan ketiga. Karena kulitnya yang kasar menyebabkan iritasi dan peradangan pada kornea. 9. Gejala; masih merupakan serentetan dari point nomor satu, gejala yang tampak pada domba adalah; “selaput mata menjadi pucat”, kemudian “bulu sangat kusam” terdapat gejala “endema” dan kalau berak “mencret” bahkan “anemia”. Jawabannya; Parasit Cacing Pita (spesies Moniezea) dari Kelas Cestoda yang sering menyerang usus bagian dalam anak domba yang apabila keluar biasanya menggantung dianus. III. Pengendalian tidak adil tentunya kalau jawabannya hanya tentang nama nama sibiang kerok mah, cara membasminya juga kudu dicari. Wajib! Untungnya banyak merek obat cacing yang beredar dipasaran. Tapi masalahnya lagi lagi diperlukan pengalaman alias tidak asal tojosss atawa asal cekok. Bahaya! Jadi harus bagaimana? 1. Pertama; konsulasi kedokter hewan dan bertanya Tanya kepada peternak lain disekitar anda yang sudah berpengalam menggunakan obat cacing yang terbukti ampuh menyembuhkan dan tidak menimbulkan dampak resistensi. 2. Kedua; merk obat cacing yang suka digunakan oleh para peternak antaralain: “yang direkomendasikan sebelum pemberian obat; 1. Mulut domba dibasahi terlebihdahulu. 2. Domba dipuasakan selama 24 jam dan hanya diberi minum sangat baik demi efektivitas obat.” Merek obat cacing yang beredar dipasaran: a) Dovenix, sangat efektif untuk mengobati penyakit cacingan yang disebabkan oleh parasit cacing hati. Dosis 0,4 ml/kg berat badan atau sesuai dengan yang tertulis dikemasan, diberikan secara Subuktan (SC) = disuntikan kebawah kulit . Pengobatan dilakukan 3 kali dalam setahun. b) Benzilmidazole Groups; biasa digunakan untuk memberantas parasit cacing dari Kelas Nematoda KECUALI Cacing Mata yang penangannya berbeda. Kelompok obat cacing Benzilmidazole diantaranya; c) Albendazole; obat ini dilarang digunakan kepada induk yang sedang menyusui dan domba bunting karena mengakibatkan keguguran . Dosis 5 - 10 mg/kg berat badan atau sesuai dengan yang tertulis dikemasan. Diberikan secara oral/secara minumam. d) Mebendazole; cukup aman buat ternak bunting. Dosis 3,5 mg/kg berat badan atau sesuai dengan yang tertulis dikemasan. Baca aturan pakai. e) Thiabendazole; juga cukup aman untuk ternak bunting. Dosis 44 – 46 mg/kg berat badan atau sesuai dengan yang tertulis dikemasan. Baca aturan pakai. Mebendazole dan Thiabendazole sering menyebabkan resistensi atawa kira kira parasit jadi kebal obat. Dan masih banyak lagi Anthelmintics dari rumpun lainnya. IV. Penanganan Parasit Cacing Mata terdapat beberapa pilihan cara yang digunakan. 1. cacing dikeluarkan langsung dari mata dengan menggunakan “pinset” setelah pembiusan local disekitar mata. Bagi anda yang pada mulanya sama seperti saya tidak tahu “pinset” Tanya saja abah google image L. 2. Campuran 10 ml larutan pencuci mata yang mengandung anestesi (pembiusan) local 2% dengan 40 – 50 ml air bersih, kocok hingga larut terus ambil 10 ml kemudian oleskan kemata. Tunggu kira kira 2 menit. Setelah itu, cacing dimata dibersihkan dengan air dingin yang bersih. 3. Pengobatan dengan menggunakan levamisol, dosis 5 mg/kg berat badan, yang bisa diberikan secara subuktan (SC) atau disuntikan diotot dianggap cukup efektif untuk mengatasi cacing mata. 4. Pengobatan menggunakan salah satu dari larutan Levamisol atau Ivermectin. Keduanya diberikan dalam bentuk larutan 1% yang dioleskan langsung kepermukaan mata. Jika setelah pembersihan cacing selesai dan kotoran yang keluar dari mata berwarna keruh atau putih disarankan mengolesi mata dengan salep antibiotika atau mengikuti petunjuk yang tertulis dikemasan obat cacing yang digunakan. V. Pengobatan Alternatif 1. GETAH PEPAYA MUDA (untuk kelas Nematoda) Satu dari sebelas khasiat yang terkandung dalam buah papaya terbukti manjur untuk pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh parasit cacing didalam tubuh ternak. Sifat antiseptic dari buah papaya juga mampu menghambat perkembangan bakteri dalam usus. Dan papain yang terkandung dalam getah merupakan jenis enzyme yang selain bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh juga bermanfaat sebagai obat cacing, terutama papain dari getah papaya yang masih muda. A. PENYADAPAN Pastikan buah dan pohon papaya yang akan disadap getahnya itu dalam keadaan sehat, bersih dan terbebas dari segala jenis hama terutama bakicot yang suka tidur dipohon papaya. Penyadapan getah papaya muda yang masih dipohon dilakukan pada pagi hari pukul 05:00 – 08:00. Menyadap getah dengan cara menoreh buah dengan pisau tajam dan bersih sedalam 1 – 2 mm membentuk garis vertical dari pangkal hingga ujung buah. Torehan yang kedua dan seterusnya dilakukan dengan cara yang sama dengan jarak antar garis torehan 1 – 2 cm. Getah yang mengucur dari garis torehan ditampung kedalam wadah pelastik atau alumunium yang diikatkan kepangkal buah dengan menggunakan selotip. Getah yang berada dalam penampungan dimasing masing buah dituangkan kewadah penampungan terakhir yang lebih besar. Penyadapan getah dari buah yang sama dilakukan setiap 4 hari sekali. B. PROSES PENGERINGAN GETAH Sebelum dijemur Getah yang telah terkumpul dalam wadah dicampur dengan dua tetes Natrium Bisulfit 30% untuk setiap 100 ml getah. Proses penjemuran dibawah terik sinar matahari sampai kering beirkisar ± 8 jam. Atau Dioven pada suhu 50ยบ - 60ยบ hingga benar benar kering. Getah kering dihaluskan hingga menjadi tepung kemudian disimpan kedalam dos kering dan gelap agar sewaktu waktu siap diperlukan untuk pengobatan. C. ATURAN PAKAI Setiap 1gram tepung getah papaya dicampur dengan 5 ml air bersih kemudian diaduk dan akan membentuk campuran suspensi (sama dengan campuran kopi dan air). Dosis pengobatan 1.2 gram getah papaya untuk setiap 1kg berat badan ternak. Diberikan secara oral bisa menggunakan selang yang dimasukan kemulut agar obat langsung ke rumen ternak. Pengobatan dilakukan 3 kali dalam seminggu. 2. DAUN PEPAYA (untuk kelas Nematoda) Selain getahnya, daun papaya sedang (tidak terlalu tua atau terlalu muda) boleh dicoba untuk mengobati penyakit cacingan. Caranya; 3 lembar daun papaya ditambah garam dan air matang secukupnya dihaluskan dengan blender atau dengan alat lain yang penting halus lalu diperas menggunakan saringan kemundian 2 - 3 sendok makan dari air perasan daun papaya tersebut diberikan kepada ternak. Lakukan 3 kali dalam seminggu. 3. DAUN PARE dan BIJI PARE (untuk kelas Nematoda) Bagi kaum hawa pahitnya rasa daun pare adalah keindahan payudara, konon daun pare bermanfaat untuk mengencangkan payudara. Bagi anak yang sedang cacingan daun pare atau biji pare sudah biasa menjadi pilihan pengobatan. Lalu mengapa tidak dicoba kepada domba? 7 gram daun pare segar diceduh dengan ½ cangkir air panas, usahakan seluruh daun pare teredam sampai air menjadi dingin. Setelah itu air redaman daun pare yang sudah dingin disaring kewadah lain yang bersih, tambahkan 1 sendok teh madu, aduk hingga merata lalu minumkan sebelum makan dipagi hari. 3 Buah biji pare dihaluskan lalu dicampurkan dengan ½ gelas air hangat, aduk hingga merata lalu diminumkan. Untuk mengurangi rasa pahit segera beri minum air hangat biasa. 4. BIJI LAMTORO (untuk kelas Nematoda) Khasiat dari kelompok kacang kacangan yang satu ini sungguh banyak termasuk diantaranya sebagai obat cacing. bisa digunakan tanpa atau dengan dicampuran bahan bahan lain seperti Temu hitam – tempe busuk – terasi dan garam. PENGOLAHAN a) 20 gram biji lamtoro kering digoreng sampai hangus kemudian dihaluskan. b) rimpang temu hitam (mirip ganyol), 2 potong tempe busuk, 1 jari terasi, 1 sendok makan garam dapur semuanyan ditumbuk sampai halus. c) Campurkan serta aduk semua bahan sampai merata kemudian tambahkan air bersih secukupnya dan minumkan kepada ternak. Mudah mudahan mujarrrrab. Amin 5. TEPUNG BUAH PINANG (untuk kelas Nematoda) a) Adonan nasi hangat dan tepung buah pinang kemudian dikepal kepalkan lalu ditelankan kedomba. Berikan setiap hari sampai sembuh. b) 1 biji buah pinang seger dibuat tepung lalu dicampur dengan 1 gelas air dan minumkan. Dilakukan setiap hari sampai sembuh. 6. DAUN TEMBAKAU (untuk kelas Nematoda) Selembar daun tembakau dihaluskan kemudian diceduh dengan segelas air lalu diminumkan sehari sekali sampai sembuh. 7.DAUN KELOR (untuk kelas Nematoda) 3 gagang daun kelor yang sudah tua dibakar diatas alas yang bersih sampai menjadi abu kemudian abunya dicampurkan dengan 1 gelas air bersih lalu minumkan. Lakukan tiap hari satu kali sampai sembuh. 8. DAUN WARU (untuk kelas Nematoda) 30 gram daun waru muda dan segar ditambah 1 sendok teh daun teh diacampur dengan 1 gelas air kemudian minumkan satukali sehari setiap hari sampai sembuh. 9. DAUN JAMBU BIJI (untuk kelas Nematoda) 30 gram daun jambu biji segar dihaluskan lalu ditambah 1 gelas air bersih dan minumkan satukali sehari setiap hari sampai sembuh. 10. DAUN TEMBAKAU UNTUK CACING MATA Tetesi bagian mata domba dengan larutan daun tembakau, tunggu 5 menit kemudian ambil cacing dari mata dengan menggunakan pinset. e. Pencegahan Pepatah mengatakan “mencegah lebih baik daripada mengatasi”. Sangat masuk akal pepatah bijak ini dan patut dijadikan prinsip oleh para peternak sebelum didera ketelanjuran yang merepotkan. Fakta yang dikemukan peternak senior bahwa domba adalah hewan yang paling rentan diserang parasit cacing. konon domba muda baru akan memperoleh kekebalan tubuhnya setelah usia 10 – 12 bulan. Juga induk domba yang dalam periode melahirkan mulai kehilangan kekebalan tubuhnya dan memerlukan waktu untuk kembali pulih. Dampak buruk dari ketergantungan terhadap obat kimiawi adalah tingginya resiko resistensi (parasit menjadi krebal obat). Alhasil memelihara kesehatan dalam berternak merupakan keniscayaan. 1. Pakan sehat yang menyehatkan. Memangnya ada pakan ternak yang sehat tapi tidak menyehatkan? Jawabannya ada, yaitu pakan yang tumbuh sehat tapi ditempeli penyakit, pan jadi tidak menyehatkan malah menyakitkan. Beberapa peternak senior memberi saran mengenai pakan yang sehat untuk dikonsumsi ternak. Rumput pakan yang mengandung protein dan bergizi tinggi terbukti memberi kekebalan tubuh pada ternak. Tanaman rumput pakan yang dikonsumsi domba harus yang panjangnya sudah lebih dari 6 cm dan pada saat menyabit rumput yang dipotong haruslah diketinggian batang 6 cm dari permukaan tanah. Sebab 80% larva cacing parasit bersemayam dirumput yang tingginya 5 cm kebawah. Jangan menyabit rumput pada saat embun masih bergelantungan dirumput. Jangan biarkan domba dan merumput diladang budidaya rumput pakan sebab domba cenderung berak tidak kenal tempat dan larva cacing parasit ikut dikeluarkan berssama tinja. Hijauan rumput pakan khendaknya dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak domba. Rajin memberikan pakan hijauan yang mengandung Tanin seperti; Mangium(akasia), sinensis (teh hijau), calothyrsus (kaliandra), leucocephala (petai cina), sepium (gamal), dan sawi putih. Terbukti para tannin dalam hijauan pakan mampu menurunkan tingkat penetasan telur dan perkembangan larva cacing dalam tinja. Berikan juga jamur nematophagous sebagai suplemen pakan. Konon jamur ini mampu membunuh larva cacing parasit dalam tumpukan pupuk kandang. 2. Minuman Sehat Tradisional dari Kenya. Buah Temebelekan (Lantana Trifolia) beberapa butir, lalu ditumbuk sampai halus kemudian campur dengan 1 liter air bersih dan minumkan. Kulit kayu Albasia segar sepanjang 30 cm ditumbuk lalu dimasukan kedalam air minum ternak. jangan memberikan air minum yang lain. 3. Anthelmintics (obat obatan anti parasit cacing) pencegahan. Pencegahan parasit cacing dengan cara memberikan anthelmintics kepada domba sehat bukannya tanpa resiko. Ketidak tahu-an mengenai cara yang tepat dalam penggunaan obat obatan itulah penyebab timbulnya resistensi yang tidak kalah merepotkannya. Betapa tidak, anggaran belanja obat perawatan untuk pencegahan telah keluar sicacing malah menjadi adem adem aja atawa menjadi kebal obat. Untuk itu pertimbangan pemberian anthelmintics khendaknya berdasarkan kepada; Rekomendasi dokter hewan utamanya mengenai jenis obat beserta dosisnya yang dianggap efektif sebagai pencegahan. Untuk itu secara berkala peternak harus membawa sampel tinja kedokter hewan agar diketahui ada atau tidak adanya kandungan dan jenis serta jumlah telur cacing dalam tinja. Atau; Hasil survey dari peternak senior yang sudah berpengalaman menggunakan anthelmintics pencegahan kepada ternaknya. Atau; Nasihat beberapa peternak senior yang mentargetkan penggunaan anthelmintics pencegahan hanya untuk domba yang paling rentan saja seperti anak domba, domba betina bunting dan induk menyusui serta domba yang baru tiba dipeternakan. 4. Pencegahan penyakit mata.  Sering mengolesi disekitar mata dengan minyak keletik atau repellant lain. Hati hati semprotan langsung kemata saat menggunakan repellant.  Domba harus terbebas dari segala jenis kutu.  Jangan membiarkan domba memasuki kawasan yang dipenuhi tanaman berduri atau tanaman yang mengandung getah.  Tanaman pagar disekitar kandang hanyalah pepohonan yang berdaun rindang tanpa duri.  Pisahkan domba yang terkena penyakit mata dari domba sehat untuk mencegah penularan. 5. Tiga rumpun obat obatan untuk parasit cacing domba dan kambing. a. Benzimidazoles – Febendazole, Albendazole, Oxybendazole, Thiabendazole. Nama nama merek dagang yang tergabung dalam rumpun yang dijuluki “white dewomers” ini antara lain: Safeguard, Panacur, Valbazen dan Synanthic. Konon semuanya aman digunakan dan berspektrum luas dalam artian dianggap efektif membunuh berbagai jenis cacing parasit utamanya parasit cacing pita. Sedangkan Alebendazole dianggap efektif terhadap cacing hati dewasa tetapi dilarang digunakan kepada domba bunting dan domba menyusui. b. Nicotinics - Levamisole, Pyrantel, Moratel. Nama nama merek dagang yang tergabung dalam rumpun yang dijuluki “clear dewomers” ini antara lain: Tramisol, Prohibit, Strongid, and Rumatel. Kelompok ini memiliki daya spectrum yang luas dan lebih efektif terhadap larva yang tidak aktif namun juga memiliki tingkat kemanan yang sempit. Pyrantel (Strongid) hanya efektif terhadap cacing dewasa. Sedangkan Moratel (Rumatel) adalah bahan tambahan pakan oral yang hanya efektif terhadap cacing dewasa. c. Macrolytic Lactones - Ivermectin, Doramectin, Moxidectin, Milbemycins. Rumpun terbaru didunia obat obatan yang memiliki daya spectrum sangat luas serta aman untuk digunakan ini terbagi menjadi dua sub katagori; Ivermectins dan Doramectins – Milbemycins dan Moxidectins. Rumpun ini dikenal memiliki tingkat keamanan yang luas. Nama nama merek dagang yang beredar dipasaran diantaranya: Ivomec, Dectomax, Quest, Cydectin. Dalam uji coba klinis obat obatan dirumupun ini terbukti efektif sebagai pembunuh cacing yang gigih bahkan juga terhadap parasit eksternal seperti gigitan lalat bot hidung. Di Virginia telah dilakukan uji coba pengobatan terhadap domba dengan Moxidectin (Cydedtin) pada setiap selang waktu 8 minggu dan terbukti lebih efektif apabila dibandingan dengan pengobatan dengan menggunakan Ivermectin pada setiap selang waktu 4 minggu. Penyakit Radang Limpa (Antrax) – Pengendalian – dan Pencegahannya. Domba (semua umur) termasuk hewan herbivora yang paling rentan terhadap infeksi penyakit akut Radang Limpa (Anthrax) yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang sangat sulit dimusnahkan karena bakteri ini mampu membentuk spora yang mampu bertahan hidup dalam tanah kering hingga 30 tahun lamanya bahkan lebih, tahan terhadap suhu panas yang ekstrim dan pengeringan, mampu bertahan hidup lama didalam genangan air, kebal desinfektan kimia dan tentu saja mudah serta cepat sekali penyebarannya. Spora Anthrax tidak menular secara langsung dari hewan satu kehewan lain atau dari ternak kemanusia sebagai akibat dari terjadinya kontak. Penularan spora Anthrax umumnya melalui media lain seperti rumput pakan, darah atau cairan yang keluar dari tubuh hewan yang terinfeksi, air minum, tepung tulang, minyak kue, makanan sisa burung bangkai atau hewan liar lainnya dan serangga. Jelasnya infeksi Anthrax terhadap domba bisa terjadi dengan tiga cara: a) Umumnya melalui mulut saat menelan pakan/minuman yang terkontaminasi spora Anthrax. b) Infeksi spora Anthrax juga masuk melalui luka atau goresan dikulit saat ternak sedang tiduran ditanah yang tercemar, terperosok kedalam genangan air yang tercemar, dan juga akibat gigitan serangga yang telah tercemar spora Anthrax. c) Juga melalui pernapasan ketika ternak menghirup udara yang tercemar spora yang sedang diterbangkan angin atau saat domba sedang mengendus endus tanah dan rerumputan yang terkontaminasi spora anthrax. Daerah yang patut diwaspadai sebagai sumber penyebaran penyakit radang limpa/anthrax mencakup daerah dataran rendah yang berawa rawa dan tanah yang berkapur. Hal ini bisa difahami mengingat banjir dimusim hujan sering terjadi didataran rendah sehingga spora anthrax yang ikut hanyut bersama banjir bermuara didaerah seperti ini. Sedangkan daerah dengan kondisi tanah yang berkapur berfungsi sebagai daerah incubator “tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri”. Walaupun demikian spora antrax bisa tersebar dimana mana. Wabah anthrax sering terjadi pada saat menjelang pergantian musim, musim hujan dimana banjir sering terjadi dan musim kemarau panjang. Selebihnya anthrax bisa terjadi kapan saja. A. GEJALA Domba yang terinfeksi spora anthrax yang masuk melalui mulut dan hidung sering terjadi mencapai taraf per akut atau akut. • Per akut berupa kematian mendadak yang ditandai dengan pembengkakan pada limpa dengan ukuran 2 hingga 4 kali lebih besar dari ukuran normal. Beberapa saat menjelang kematiannya domba menampakan gejala sesak nafas, tubuh gemetaran kemudian ambruk. • Bentuk Akut ditandai demam tingkat tinggi dengan suhu badan mencapai taraf puncak 41ยบ - 41,5ยบ C, gerak gerik menampakan kegelisahan, kagetan sampai tingkat depresi, disusul kemudian sesak nafas dengan detak jantung sangat cepat namun lemah, kejang kejang dan akhirnya mati mengenaskan yang disertai keluarnya cairan bercampur darah dari mulut dan lubang lubang lain ditubuh ternak. Cairan berdarah ini sarat akan organism anthrax. Resiko keguguran pada ternak bunting sangat tinggi sebelum menemui ajalnya. • Gejala kronik ditandai dengan pembengkakan diperut, dada, bahu dan leher. Pembengkakan yang timbul dileher dicurigai akibat infeksi anthrax karena organisme anthrax kadang suka melokalisasi dirinya ditenggorokan yang selain dileher pembengkakan juga terjadi dilidah yang disertai keluarnya darah berwarna kebiruan serta mulut berbusa. Tanda tanda ini merupakan ciri khas dari babi namun tidak mustahil terjadi juga pada domba. Spora Anthrax yang masuk tubuh ternak melalui luka dikulit atau gigitan serangga sering ditandai dengan pembengkakan disekitar luka yang disertai cairan berwarna merah bening, kulit disekitar pembengkakan menjadi mati rasa. B. ZOONOSIS ANTHRAX Penularan spora anthrax kepada manusia umumnya terjadi diperternakan, pertanian, rumah potong hewan, pabrik pengolahan kulit dan pabrik wol. a) Seorang peternak dan petani bisa terinfeksi anthrax saat sedang mengolah lahan pertanian yang tercemar spora antrax yang hidup didalam tanah dan terangkat kepermukaan oleh aktifitas pengolahan lahan. Juga pada saat menyabit rumput yang terkontaminasi spora anthrax, dan saat menangani bangkai ternak yang tercemar, serta pada saat mengurus perlengkapan yang pernah digunakan pada ternak yang mati, bahkan pada saat mengurus pengairan disungai yang tercemar. b) Seorang jagal akan terinfeksi anthrax yang keluar bersama darah dan cairan dari tubuh hewan potong yang terinfeksi pada saat sedang beraktifitas dipemotongan. c) Begitu juga dengan seorang pekerja dipabrik pengolahan kulit dan wol yang dapat terinfeksi anthrax yang masih menempel dikulit dan bulu dari domba yang terinfeksi. C. PENGENDALIAN. Anthrax adalah wabah penyakit yang harus dilaporkan kebadan yang berwenang. Oleh karena itu dalam pengenadaliannya wajib melibatkan dinas peternakan atau dokter hewan setempat. 1. Penangan terhadap domba sakit. Segera dijauhkan dari lingkungan domba sehat dan diobati. Pengobatan yang bisa dilakukan bisa dengan cara; Pertama : memberikan antibiotika: Pracain penncillin G – Chloramphenicol – Streptomycin – penicillium – Oxitetracyclin dengan dosis beserta aturan pakai sesuai dengan yang tercantum didalam kemasan. Apabila antibiotika yang diberikan maka vaksinasi harus ditangguhkan selama 1 – 2 minggu karena antibiotika akan menetralkan keampuhan vaksin. Kedua: setelah pengobatan dengan antibiotika kemudian disusul vaksinasi. “Sterne 34F2” adalah Salah satu vaksin tak berkapsul yang dianggap efektif terhadap spora anthrax. Dosis beserta aturan pakai sesuai dengan yang tercantum didalam kemasan. Karena “Anthrax” adalah penyakit yang wajib dilaporkan maka segala aktivitas yang berhubungan dengan vaksinasi harus berdasarkan persetujuan dinas yang berwenang. Antibiotika tidak boleh diberikan selama satu minggu setelah vaksinasi. 2. Induk terinfeksi anthrax dan anak domba menyusui. Penangan khusus harus dilakukan terhadap induk domba yang sedang dalam periode menyusui dan terinfeksi penyakit anthrax. Anak anak domba harus dipisahkan dari induknya ditempatkan ditempat khusus dan diberi susu pengganti dari susu pabrikan dan diperlakukan sama seperti domba sakit lainnya. Begitu juga halnya induk domba harus diberi tempat khusus jangan disatukan dengan domba sakit lainnya. Perhatian terhadap air susu harus dioptimalkan karena tidak mustahil sudah terkontaminasi spora anthrax supaya tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Air susu yang akan dibuang harus dicampur dengan larutan formalin terlebih dahulu. 3. Domba yang menyatu dalam satu kandang atau satu lingkungan dengan domba mati karena anthrax. Khendaknya ditempatkan ditempat yang terpisah dari domba sehat lainnya juga dari domba sakit dan diperlakukan sama seperti kepada domba sehat dalam hal pencegahan. 4. Imunisasi domba sehat. Tindakan yang dilakukan bisa dengan salah satu dari pemberian suntikan serum atau antibiotika yang disusul dengan vaksinasi seminggu kemudian. 5. Masa Perlakuan Karantina. Ternak domba harus dikarantina selama 30 hari lamanya terhitung sejak kematian domba yang terakhir atau sejak vaksinasi diberikan. 6. Areal Vaksinasi wabah anthrax. Paling tidak antara 5 – 10 km dari pusat wabah semua ternak harus divaksinasi. 7. Penangan bangkai ternak pada kasus anthrax. Sangat penting untuk selalu diingat bahwa tidak semua kasus kematian mendadak pada ternak merupakan akibat dari serangan anthrax, bisa jadi karena serangan penyakit lain. Namun apabila anthrax cenderung lebih dicurigai baik berdasarkan ciri ciri yang tampak pada tubuh ternak maupun demi kehati hatian, maka janganlah membedah atau memotong tubuh bangkai ternak dan jangan memindahkannya dari tempatnya sebelum semua perlengkapan penanganan benar benar telah siap. a. Perlengkapan teknik bedah aseptik. Semua perlengkapan penanganan pada kasus anthrax digunakan untuk melindungi diri dari infeksi mikroorganisme pathogen. Oleh karena itu perlengkapan hanya digunakan sekali pakai yang nantinya akan ikut dimusnahkan. Perlengkapan tersebut meliputi; pakaian kedap air, sarung tangan karet, apron (celemek) karet, masker kulit atau karet, sepatu bot karet tanpa bolong bolong, pembalut luka dikulit yang harus digunakan terlebih dahulu apabila terdapat luka dikulit. b. Perlengkapan yang digunakan kepada bangkai ternak meliputi; Kapas dan larutan antiseptic yang digunakan untuk menutup luka luka ditubuh bangkai ternak, kantong pelastik atau polybag untuk memindahkan bangkai dan tanah beserta apa saja yang ada disekitar bangkai. Wadah anti bocor yang berisi es untuk menampung sampel darah untuk kepentingan diagnosa. c. Perlengkapan penguburan dan pembakaran. Perkakas penggali kubur, kayu bakar keras, jerami kering, bahan bakar minyak, penyulut api. d. Pengambilan sampel darah dan tanah . Dengan menggunakan teknik bedah aseptik saat pengambilan sampel darah vena yang diambil dari pembuluh darah disekitar leher ternak. Sampel darah tersebut dituangkan kedalam wadah yang anti bocor dan disi dengan es lalu ditutup rapat rapat dan diberi label anthrax kemudian simpan ditempat aman untuk nantinya diberikan kepada dokter hewan atau dinas peternakan setempat. Melakukan diagnosa secepatnya sangatlah penting untuk mencegah terjadinya wabah anthrax yang lebih luas. e. Pemusnahan bangkai pada kasus anthrax. Bangkai harus secepatnya dimusnahkan sebelum spora anthrax keluar dan menyebar kemana mana. Oleh karena itu pembagian tugas sejak awal awal diputuskan bahwa kematian domba karena antrax sangatlah penting terutama orang yang ditugaskan menggali kuburan dan pengadaan perlengkapan. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa pada saat memindahkan bangkai ternak ketempat penanganan atau kepembuangan terakhir jangan dilakukan dengan cara diseret dan bangkai harus dalam keadaan terbungkus rapat. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran diareal yang dilewati. Dengan menggunakan teknik bedah aseptik selama penangan terhadap bangkai, kotoran serta perlengkapan lain yang tercemar bisa dilakukan dengan salah satu dari tiga cara berikut: • Perebusan sampai mendidih selama 30 menit kemudian bangkai beserta perlengkapan lain yang digunakan dikubur didalam lubang sedalam 3 meter. Untuk perlengkapan teknik bedah aseptic yang digunakan sebagai perlindungan diri, kantong pelastik/polybag semuanya dibakar didalam lubang dan dikubur bersama bangkai. • Pengeringan dengan uap panas kering 70ยบ C selama 3 jam. Selanjutnya lakukan cara penguburan diatas. • Pembakaran yang direkomendasikan dilakukan langsung dilubang sedalam kira kira 2 meter dengan panjang dan lebar melebihi ukuran bankai. Lubang dipenuhi jerami kering dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara agar nyala api bisa lancar. Balokan kayu bakar disusun diatas jerami secara tumpang silang arah dengan kerapatan antar kayu bakar cukup untuk sirkulasi udara. Diupayakan agar antara susunan kayu bakar dengan jerami memiliki rongga agar jerami tidak menjadi padat akibat tertekan kayu bakar sehingga membuatnya sulit terbakar. Selanjutnya bangkai diletakan diatas tumpukan susunan kayu bakar, semua perlengkapan yang digunakan dalam penangan bangkai dan perlengkapan teknik bedah aseptik juga tanah atau alas tempat dimana ternak pertama kali ketahuan mati diletakan diatas bangkai. Untuk pengambilan tanah yang menjadi alas bangkai dilakukan dengan cara dikeruk hingga kedalaman mencapai 16 cm. selanjutnya tanah tersebut ditabur taburkan kepembakaran sampai menyatu dengan bangkai dan benda lain yang harus dibakar kemudian semuanya disiram dengan bahan bakar minyak tanah dan dibakar. • Setelah pembakaran selesai lubang ditutup dengan seng bergelombang yang diberi lubang ventilasi dengan tujuan agar bara arang tetap menyala dan panas dalam lubang bisa bertahan lebih lama. Langkah terakhir lakukan pengurugan lubang dengan tanah apabila dirasakan sudah waktunya. 8. Desinfeksi kandang dan lingkungannya. Kapur (kalsium oksida) yang pada mulanya direkomendasikan untuk desinfeksi anthrax (bacillus anthracis) ternyata justru terbukti malah dapat memfasilitasi pelestarian spora ini. Badan Inpeksi Makanan Kanada (CFIA) tidak lagi merekomendasikan penggunaan kapur sebagai desinfektan dipertanian dalam penanggulangan anthrax. Kesulitan lain pada masalah desinfeksi anthrax bahwa desinfektan yang dalam uji coba dilaboratorium terbukti ampuh terhadap spora anthrax tetapi kurang efektif ketika digunakan dilapangan (peternakan dan pertanian). Namun bagaimanapun juga upaya desinfeksi dipeternakan harus dilakukan lebih lebih pada saat wabah sedang terjadi. Untuk mensterilkan permukaan tanah dan kandang beserta perlengkapan lain bisa dengan menggunakan: • Campuran larutan formalin 10% - glutaraldehyde 2% - hydrogen peroxide 3% atau asam prasetat 0,3%. Penggunaan dengan cara disiramkan kepermukaan tanah untuk menjaga tanah yang terkontaminasi spora antrax agar tetap lembab minimal selama 12 jam. • Vikron yang digunakan dengan skala pengenceran 1:120. Ikuti aturan pakai dalam kemasan. • Gluteraldehyde 4 % (misalnya 200 mL microcode per 5 liter air). Ikuti aturan pakai dalam kemasan. • Semua disinfektan diatas tidak boleh digunakan utuk kulit. PENCEGAHAN. Kesadaran akan pentingnya mengikuti program pelatihan “menagemen peternakan” yang juga meliputi pengendalian wabah penyakit yang sering diadakan baik oleh dinas peternakan maupun para mahasiswa fakultas peternakan atau perusahan jasa pelatihan, mutlak harus dimiliki oleh setiap para peternak. Lebih lebih dalam kasus anthrax dimana dalam pengendaliannya memerlukan keterampilan utamanya dalam penggunaan peralatan. Para ahli telah sepakat bahwa resiko mengenai para pekerja yang tidak terlatih dalam menangani penyakit anthrax melebihi ancaman spora anthrax itu sendiri. Dengan sering mengikuti program pelatatihan peternakan secara otomatis seorang peternak telah memiliki sumber informasi yang sangat berguna. 1. Imunisasi: Pencegahan pra wabah penyakit anthrax/radang limpa dapat dicapai dengan program vaksinasi secara berkala. Vaksinasi sebaiknya dilakukan 2 – 4 minggu sebelum musim dimana wabah anthrax dicurigai dapat terjadi seperti misalnya dimusim hujan, musim kemarau panjang dan diantara keduanya. Imunisasi dengan vaksin harus dibimbing langsung oleh staf dinas peternakan atau dokter hewan atau peternak senior. Program vaksinasi tunggal biasanya efektif untuk jangaka waktu 6 – 12 bulan asalkan hewan divaksi dengan dosis yang sesuai dan tidak sedang berada dalam perawatan terapi antibiotika dalam waktu 10 – 14 hari baik sebelum atau sesudah vaksinasi. Hewan yang divaksinasi 2 kali dalam setahun diharapkan memiliki kekebalan seumur hidup. 2. Sterilisasi Lahan Rumput Pakan Budidaya. Terkait dengan kemampuan spora anthrax yang dapat hidup selama puluhan tahun didalam tanah tanpa terkecuali ditanah yang akan dijadikan lahan rumput pakan dan dapat terangkat kepermukaan oleh aktivitas pengolahan lahan maka pembakaran gulma atau juga ilalang diatas areal diharapkan mampu mencegah pencemaran. Apabila system pengairan menggunakan air dari sungai maka penelusuran sepanjang aliran sungai sebagai langkah investigasi terhadap bangkai hewan harus termasuk dalam program kegiatan dipeternakan terutama didaerah yang beresiko tinggi. Rumput pakan yang bergizi hanya diperoleh dari lahan dimana kesehatannya terjamin. 3. Program Sanitasi. Wujud program kegiatan sanitasi secara keseluruhan yang terkait juga dengan pencegahan penyakit anthrax. GAMBAR DOMBA GARUT YANG INDAH